Rabu, 08 Januari 2014

BIMBIM 'SLANK'



Nama Asli :Bimo Setiawan Al Machzumi

Tanggal Lahir :25 Desember 1966

Tempat Lahir :Jakarta, Indonesia

Tinggi Badan :173

Kewarganegaraan :Indonesia

Warna Rambut :Hitam

Ayah :Sidharta M. Sumarno

Ibu :Iffet Veceha Sidharta

Pekerjaan Ibu :Manajer band

Istri :Reny Setiawati (sejak 22-Okt-99)

Anak-anak :Mezzaluna D'Azzuri (perempuan), Tallulah Alami Hobi (perempuan)

Populer Sejak :Menjadi drummer band "Slank" (1983)











#PISS





Senin, 06 Januari 2014

Kisah Perjuangan Bimbim Slank Berhenti Merokok


BAGI generasi yang tumbuh besar pada era 1990-an pasti kenal betul dengan sosok Bimbim Slank. Dia terkenal antikemapanan. Jangankan rokok, alkohol dan narkoba seolah sudah menjadi sahabat hidup. Tapi itu dulu.
Sekarang, setelah lepas dari kecanduan alkohol dan narkoba, rokok pun ditinggalkan drummer grub band Slank ini. Bagaimana caranya?
Lepas dari belenggu rokok sejak empat tahun lalu, Bimbim mengaku butuh perjuangan berat untuk melakukannya. Bahkan, pria bernama Bimo Setiawan ini berujar, perjuangannya lebih berat ketimbang berhenti mengonsumsi narkoba.
“Butuh tekad dan usaha yang lebih keras untuk bisa lepas dari candu rokok. Pasalnya sederhana saja. Rokok terkesan sepele. Justru karena sepele, orang jadi susah untuk berhenti merokok,” papar ayah dua anak ini seperti dikutip Tribunnews.
Dalam perjuangannya berhenti merokok, Bimbim tak pernah mengikuti tips-tips yang bertebaran di buku-buku dan internet. Sebelum memutuskan berhenti pun dia sama sekali tak mengurangi intensitas rokoknya.”Gue itu orangnya revolusioner, bisa berubah dengan cepat. Kalau pengen berhenti ya berhenti saja,” kata Bimbim.
Masa-masa transisi itu dilaluinya dengan penuh perjuangan. Salah satunya lewat proses adaptasi. Misalnya, di saat latihan atau pentas Bimbim terpaksa  menempelkan pensil ke mulut sebagai pengganti rokok. Sebenarnya ini hanya masalah kebiasaan saja. Dulu dia suka menyanyi sambil merokok agar tidak  grogi.
Selain itu, dia juga mengonsumsi permen pedas selama tiga bulan pertama. Setiap kali muncul keinginan untuk merokok, pria penggemar grup music Rolling Stone ini mengunyah permen. Hasilnya cukup efektif. Dia berhasil melewati masa transisi itu dengan baik
Agar komitmennya bisa terjaga, Bimbim  pun woro-woro ke keluarga, personel Slank yang lain, dan teman-temannya tentang rencananya berhenti merokok. Langkah ini untuk memotivasi diri sekaligus terapi. Sebab bagi Bimbim, seorang manusia itu yang dipegang  omongannya. Jadi, setiap tergoda untuk kembali menghisap nikotin, dia harus menolaknya karena telah terlanjur woro-woro.
Faktor lain, malah mungkin ini yang utama, yang membuat Bimbim begitu teguh untuk berhenti merokok adalah rasa cintanya kepada sang anak. Sebab, dulu, sang buah hati  sering menyindir kebiasaan merokok Bimbim. Waktu itu anaknya yang masih kecil sering menulis di kotak korek api ayahnya, “You are not smoking anymore”.
Seandainya kata-kata itu keluar dari  orang lain, Bimbim mengaku tak akan menggubris. Bahkan sekalipun  berasal dari istri atau saudaranya sendiri.Namun karena keluar dari sang putri tercinta, kesadaran Bimbim seperti ditusuk-tusuk.


Kini Bimbim sukses 100% melepaskan diri dari asap rokok. Bahkan kantor manajemen Slank di Gang Potlot, Jakarta Selatan, pun bebas dari asap rokok. Fakta yang mungkin sulit terbayangkan pada 1990-an dulu.
#PISS

Minggu, 05 Januari 2014

''Slank Nggak Ada Matinya'' (Film)




Film "Slank Nggak Ada Matinya" antara lain membingkai kegalauan Bimbim saat Bongky, Pay, Reynold dan Indra Q memutuskan keluar dari Slank tahun 1997.

Saat itu Bimbim, Kaka, dan Ivanka mengadakan audisi untuk mencari gitaris untuk mendukung tur mereka dan akhirnya memilih Abdee dan Ridho.

Abdee dan Ridho kemudian menjadi bagian kekuatan baru Slank, sebagai anggota band dan sebagai saudara, pada masa Slank mendapat banyak surat protes dari penggemar karena sempat ingin membubarkan diri.

Kisah perjalanan Slank dalam film yang dibintangi oleh Adipati Dolien (Bimbim), Ricky Harun (Kaka), Aaron Ashab (Ivanka), Deva Mahenra (Abdee) dan Ajun Perwira (Ridho) itu tidak hanya mengupas proses kreatif Slank, tapi juga kehidupan mereka di panggung dan di luar panggung.

Menurut Bimbim, semua cerita dalam film "Slank Nggak Ada Matinya" adalah kisah nyata.

Sutradara Fajar Bustomi mengatakan dramatisasi hanya dia lakukan pada proses penyuntingan, antara lain berupa penambahan adegan slowmotion.

"Biografi band besar, saya kurangi hiperbola," kata Fajar dalam jumpa pers pada Rabu (18/12) malam.

Slank pun terlibat penuh dalam film ini, mulai dari penulisan naskah hingga pengambilan gambar. Bimbim mengaku kerap berada di sebelah  Fajar saat pengambilan gambar.

Personel Slank pun turut tampil dalam film. Bimbim menjadi seorang laki-laki di bar yang curhat kepada Adipati Dolken. Dan Abdee mengkritik musikalitas Slank saat bertemu Ajun Perwira.

"Itu ide Slank sendiri," kata produser Chand PArwez Servia tentang kemunculan personel Slank.


Masa gelap

Bimbim, Kaka, dan Ivanka tahun 90an akrab dengan obat-obatan terlarang. Film ini juga mengulas masa-masa gelap itu dan peran Bunda Iffet, yang diperankan oleh Meriam Bellina, untuk memulihkan mereka.

"Bunda buat open house untuk main musik, bukan untuk pakai barang begini," kata Meriam Bellina, yang tampil mirip dengan Bunda Iffet, berkerudung dan berkacamata.

Bimbim mengatakan film ini memang ingin menyajikan pergulatan Slank formasi 14 untuk lepas dari obat-obatan terlarang. Baginya, dokumentasi tentang Slank saat manggung sudah cukup banyak.

Sutradara Fajar Bustomi menggambarkan bagi Slank, saat itu obat-obatan tersebut merupakan salah satu barang yang harus ada ketika mereka manggung. 

Dengan menggambarkan rupa barang dan bagaimana "sakau" Bimbim ketika "barang" tersebut tidak ada, penonton diberi tahu bagaimana ketergantungan tiga personel Slank terhadap obat-obatan.

Abdee, yang ditemui usai pemutaran film tersebut, mengatakan saat ia masuk Slank tahun 1997, ia melihat tiga sahabatnya itu sebenarnya sudah letih memakai obat-obatan. 

Hanya saja, badan mereka yang sudah terbiasa, membutuhkan obat-obatan itu agar tetap "normal".

"Mereka sakit. Mereka butuh dukungan. Kami satu band gede dan sayang kalau hancur karena narkoba," kata Abdee mengenang masa itu.

Dalam film, Abdee, Ridho, dan Bunda Iffet berjuang melepaskan tiga personel Slank dari ketergantungan narkoba. Dua tahun mereka mendampingi Bimbim, Kaka, dan Ivanka agar bebas dari narkoba.

"Layaknya saudara, masak punya kita tinggal," kata Abdee.

Penggemar juga yang membuat Slank terpacu bersih dari narkoba. Abdee mengatakan mereka tidak ingin Slankers sejati terkontaminasi dengan hal-hal tersebut.

Mereka pun sengaja mengumumkan bahwa Slank telah bersih dari obat-obatan terlarang. Hasilnya para junkie pun kini tidak lagi terlihat di Potlot.

"Kami ingin inspirasi buat seluruh anak Indonesia, seluruh anak band, semua ibu yang punya masalah yang sama dengan Bunda, jauhi narkoba," tegas Bimbim.

Slank pun ingin terus berkarya dan menggunakan musik mereka untuk hal-hal yang bermanfaat bagi Indonesia. Dan seperti teriakan Kaka di film itu, "Selama republik ini ada. Slank enggak bakalan mati. Titik."

#PISS